Menghijaukan atau menanami area bukit dan sebagian lereng gunung yang gersang, tandus dan jarang terdapat pepohonan adalah tidak semudah menggambar di atas kertas.
Sesungguhnya sejak kecil kita telah didik dan dikenalkan dengan alam oleh para guru kita melalui kegiatan menggambar di atas buku gambar dengan pinsil warna atau cat air yang selalu seru untuk diikuti.
Berkaca dari kegiatan menggambar tersebut, tanpa kita sadari sebelumnya ternyata kemampuan menggambar pada masa kecil dulu (setelah cukup dewasa dengan semua keterampilan dan kemampuan yang telah dimiliki) kini kita semua ditantang untuk dapat berkontribusi nyata pada situasi dan kondisi yang bukan lagi bidang kertas gambar, tetapi lahan dan bukit tandus yang terhampar luas sehingga agar semua yang mampu kita jangkau menjadi lebat dengan pepohonan.
Kita seolah berpacu dengan waktu bukan berarti kurang setuju atau menolak dengan pembangunan gedung-gedung, pembuatan jalan dan pemasangan beton-beton, karena itupun merupakan sebagian dari kebutuhan kita. Namun kita semua pun diuji agar dapat memperhitungkan dan menata komposisi biotik dan abiotik dilingkungan agar tetap serasi, nyaman dan seimbang.
Sebagian empati dan konsentrasi kita yang sedikit terselipkan pada usaha melestarikan alam dan keanekaragaman hayati adalah semoga menjadi wujud tindakan syukur kita atas nikmat dan karunia Tuhan. Amiin.
(Tulisan ini terinspirasi dari kegiatan menggambar saat dulu penulis masih duduk di bangku sekolah).
Tresno Environblog 